Cinta Perempuan Cantik
Catatan Hati
“Sosok cantik itu tetap santun
dan tak banyak bicara. Meladeni suami dan anak-anak sepeti hari-hari sebelumnya.”
Dia adalah perempuan cantik yang pernah saya kenal.
Kulitnya putih wajahnya berseri seperti bayi, kecantikannya lengkap. Dia adalah
perempuan terindah yang pernah saya temui. Kecantikan yang tak pernah pudar
meski ia telah berumur empat Puluh tahun.
Dua puluh lima tahun yang lalu perempuan itu mengejutkan
semua orang dengan pernikahan yang tiba-tiba. Tidak ada yang menyangka cinta
kanak-kanak sang perempuan akan bermuara selamanya, kepada lelaki yang sama.
Pernikahan yang indah, laki-laki yang beruntung.
Begitulah baranghkali pikiran kebanyakan orang.
Sebab dengan kecantikan sang perempuan akan sulit menemukan lelaki yang
benar-benar layak bersanding dengannya. Secara penampilan tentu saja.
Waktu bergulir, selama itu pula tidak pernah sekalipun
terdengar berita tidak sedap dari pasangan yang sudah dikarunia dua orang anak.
Semua takjub dengan keutuhan rumah tangga keduanya. Pertama, karena dibina
ketika mereka masih sangant muda. Kedua, mengingat kesibukan sang istri yang
kini sebagai dosen dan kerap memberi materi seminar. Seringnya berada didepan
public tanpa suami, yang diduga akan memberi jarak diantara suami istri itu
sama sekali tak terbukti.
Sesekali mereka tampil berdua. Dan siapapun akan
mengagumi rumah tangga keduanya. Cukup banyak lelaki yang meski hanya bercanda,
sempat mengungkapkan keirian terhadap nasip baik sang suami.
“Istri cantik, rumah besar, anak-anak lucu. Komplit!”
Lainnya mengomentari “Kalau punya istri
secantik itu saya bakal gak kemana-mana. Kelyar juga malas deh.!”
Sebagai perempuan yang hanya melihat semu dari luar saya
pribadi mengagumi mengagumi kemampuan sang istri memenej rumah tangganya.
Mengagumi betapapun kesibukannya menggunung, perempuan itu tak pernah
menelantarkan keluarganya. Suami dan anak-anak tetap nomor satu.
Kekaguman yang lain adalah kemampuan si perempuan mengurus dirinya.
Kecantikannya tidak pernah berkurang malah semakin bercahaya seiring umur yang
kian bertambah.
Dalam balutan kerudung, dan kemana-mana nyaris tanpa make
up, keindahannya semakin memesona. Saya salut dengan kemampuannya menjaga diri
dan menepis gossip tentang rumah tangga mereka.
Ketika kemudian sang suami mulai sakit-sakitan, sang
istri dengan cepat mengambil alih tanggung jawab ekonomi keluarga. Mulai dari
kebutuhan seharui-hari hingga biaya sekolah anak-anak, bahkan ongkos pengobatan
sang suami yang menghabiskan dana dalm jumlah besar.
Adakah kesombongan di wajah cantiknya.?
Demi Allah saya tak pernah melihat hal itu terbersit
sedikit saja diwajahnya yang indah.
Sosok cantik itu tetap santun dan tak banyak bicara.
Meladeni suami dan anak-anaknya seperti hari-hari sebelumnya. Menunaikan
tugas-tugasnya didepan public tanpa keluh kesah sama seakli. Tanpa ungkapan
rasa letih, karena sang suami yang 5 tahun terakhir ini nyaris tak mampu
bekerja untuk keluarga. Disebabkan penyakit yang dideritanya.
Batin saya, pastilah lelaki itu demikian baik dan bakti
kepada Keluarga mereka sedemikian rupa.
Tapi kalimat yang suatu hari saya dengar dari family
perempuan terindah itu, mengguncangkan hati saya.
“Kalau saja semua orang tahu, kasihan kakak itu. Suaminya
sering kali main perempuan dibelakang dia. Dari mulai pertama Nikah. Tingkahnya
bikin benar-benar makan hati. Keluarga besar sempat menyuruh cerai, tapi sang
kakak memang luar biasa sabar.
Hati saya berdetak.
Tuhan jika itu
benar. Berkatilah perempuan yang setia itu ya Tuhan
Perempuan yang telah menjaga kehormatan suaminya,
bahkan diatas begitu banyak luka, yang telah ditorehkan lelaki itu kepadanya.
Saya Pribadi tidak tahu kebenaran berita itu. Sebab saya
tak berani menanggapi. Hanya saja saya tiba-tiba mulai menikmati, tak hanya kecantikan
dan keindahan yang Tuhan Karuniakan kepadanya. Tapi juga sekeping hati yang
luar biasa cantiknya…***
*****
Komentar
Posting Komentar