KUMENANGIS DIHAMPARAN KEPENGECUTANKU

Bintang telah isyaratkan hatiku untuk diam namun mengapa kuterus beceloteh, senandung anak seorang pemulungpun tak terdengar lagi oleh pendengaranku  Bebalkah diriku kini? Kuhanya terdiam mengapa kumasih berdiri sendiri disini terguyur hujan membuat mataku memerah, namun seakan kumenikmati tarianya begitu menghipnotisku. Gundah yg terus bergelanyut disudut sisi jiwakupun lenyap tersapu guyuranmu. Aku benci pada diriku sendiri mengapa tak sanggup tinggalkan hayalan semu ini...Haruskah berteman sabar dalam pengharapan atau berlalu mengulur waktu yang kian rasa berontak. Kembali pulang bawalah letih ini hingga kuterlelep, namun belum pejam mata ini kembali kau tawarkan diri tidur dipangkuanmu, kembali kuterbuai. Kali ini petir lebih dahsyat menggelegar memberi isyarat agar kuterbangun dari mimpi. Usai sudah pinta hati ini namun nyanyian merdumu memanggil jiwa kembali kutermangu dlm diam entah harus bagaimana harus bahagia atau sedih entahlah.....  Aku sudah tak punya keberanian berlalu pergi kuhanya terdiam mematung.... Aku takut tak peduli.... Aku takut membohongi perasaan diriku, dirinya, dan dirimu namun aku tak pernah takut dengan satu kata darimu YA atau TIDAK. Air mata ini mulai bergulir dengan secepat kilat kuberlari keluar..... hujaaaaannnnn !! Sembunyikanlah tangis ini agar tak terdengar dan tak terlihat. Pengecutkah aku yang selalu menyembunyikan tangis air mata dibawa guyuran hujan?
Ah aku mulai lelah baringkanlah daku dlm tidur hingga ku terlelap namun kumohon mimpi jgn bertandang malam ini padaku...(HtP)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

SABUNG AYAM (MASSAUNG), DALAM EKONOMI, MORALITAS, DAN STABILITAS DAERAH MENJELANG PILKADA TORJA UTARA

DAUN SIRSAK OBAT KANKER DAN TUMOR GANAS YANG HEBAT, PENGGANTI KEMOTERAPI

Cinta Perempuan Cantik