Kepadamu di singgasana yang tak akan pernah bisa kurengkuh dengan tangan lahirku, selamanya.

Sahabatku, Engkau akan slalu menjadi lukisan indah yg trpampang di dinding marmer berkilat, eksotik. Dirimu, jiwamu, keseluruhanmu slalu memberi beribu inspirasi untukku, stiap hari. Engkau adlh nyanyian merdu mendayu-dayu, yg slalu mbawa imajinasiku ke lembah belantara citra. Di dunia fiksi, penaku akn slalu tertuju padamu. Si tokoh yg tak akan pernah tergantikan oleh org lain krn keunikannya. Tinta penaku akan tiba2 menebal bila kutulis nama seorang tokoh perwujudan sosok dan jiwamu, walau engkau tak akan pernah tahu hal itu. Dan engkau akan selalu begitu, hanya seorang tokoh yg hidup dlm impian-impianku, angan-anganku, dan cerita-cerita yg pernah aku tulis dan sengaja kupersembahkan untukmu. Sangat berlebihan bila anganku mendambakan lebih dari itu, sebab kita di ciptakan bukan untk berpasangan, tapi sebagai makhluk-makhluk nyata yang hanya direstui dan diperbolehkan bersahabat. Di dunia bukan fiksi engkau adlh sosok yg bersahaja. Aku kehabisan kata-kata untk menggambarkan kepribadianmu, krn pasti ada yg keliru. Walaupun telah beberapa lama tak henti-hentinya aku selalu menerka-nerka semuanya tentangmu, tak akan cukup untk mengenalmu. Semakin banyak aku tahu sifatmu, semakin banyak pula yg tak aku mengerti engkau sahabatku. Bila aku rindu padamu, rindu pada tokoh cerita yg aku ciptakan sendiri, aku tulis coretan-coretan seperti ini, dimana saja, dibuku harianku, diAgendaku, weblogku, sebagai ungkapan rasa rindu itu padamu seorang diri. Aku sangat berharap, persahabatan, di dunia fiksiku, didunia mimpiku, didunia citraku, dan didunia nyata itu, menjelma menjadi sebuah "keabadian", keabadian menurut ukuran manusia biasa, keabadian yang hanya sampai pada akhir hayat dikandung badan. AKU YG TAK PERNAH BOSAN MENJADIKANMU SBG TOKOH CERITAKU.