KUMENANGIS DIHAMPARAN KEPENGECUTANKU

Bintang telah isyaratkan hatiku untuk diam namun mengapa kuterus beceloteh, senandung anak seorang pemulungpun tak terdengar lagi oleh pendengaranku Bebalkah diriku kini? Kuhanya terdiam mengapa kumasih berdiri sendiri disini terguyur hujan membuat mataku memerah, namun seakan kumenikmati tarianya begitu menghipnotisku. Gundah yg terus bergelanyut disudut sisi jiwakupun lenyap tersapu guyuranmu. Aku benci pada diriku sendiri mengapa tak sanggup tinggalkan hayalan semu ini...Haruskah berteman sabar dalam pengharapan atau berlalu mengulur waktu yang kian rasa berontak. Kembali pulang bawalah letih ini hingga kuterlelep, namun belum pejam mata ini kembali kau tawarkan diri tidur dipangkuanmu, kembali kuterbuai. Kali ini petir lebih dahsyat menggelegar memberi isyarat agar kuterbangun dari mimpi. Usai sudah pinta hati ini namun nyanyian merdumu memanggil jiwa kembali kutermangu dlm diam entah harus bagaimana harus bahagia atau sedih entahlah..... Aku sudah tak pu...